peduliwni.com – Bayangkan kamu bekerja di negara dengan teknologi maju seperti Jepang, tapi bukan di kantor pencakar langit, melainkan di lahan pertanian yang hijau dan tertata rapi. Ya, memang pertanian di Jepang bukan sekadar bertani biasa, tapi merupakan pengalaman kerja yang menggabungkan budaya, kedisiplinan, dan tentu saja penghasilan yang menggiurkan. Lantas, berapa sebenarnya gaji kerja di Jepang pertanian? Apakah cukup untuk hidup nyaman di sana, bahkan bisa menabung atau kirim uang ke keluarga di Indonesia? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Gaji Pokok Pekerja Pertanian di Jepang
Gaji kerja di Jepang pertanian memang menarik untuk diperbincangkan. Banyak pekerja migran asal Indonesia yang memilih sektor ini karena selain permintaan yang tinggi, sistem kerja di Jepang dikenal rapi dan tertib.
Rata-rata, gaji kerja di Jepang pertanian berkisar antara ¥150.000 hingga ¥250.000 per bulan. Jika dikonversikan ke rupiah, itu setara dengan sekitar Rp15 juta hingga Rp25 juta per bulan. Jumlah ini tergolong cukup besar untuk ukuran pekerja sektor informal, terutama jika dibandingkan dengan pekerjaan sejenis di Indonesia.
Besaran gaji tersebut biasanya dipengaruhi oleh lokasi kerja (pedesaan atau dekat kota), jenis pekerjaan (bertani, memetik buah, merawat tanaman), hingga pengalaman kerja. Pekerja dengan keterampilan dan kecepatan yang baik tentu berpeluang mendapatkan upah lebih tinggi.
Gaji Lembur Saat Musim Panen
Salah satu momen emas dalam gaji kerja di Jepang pertanian adalah saat musim panen tiba. Pada periode ini, petani dan perusahaan membutuhkan tenaga ekstra untuk memanen hasil pertanian dalam waktu singkat. Di sinilah lembur menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan.
Lembur di Jepang dibayar lebih tinggi dari jam kerja normal. Misalnya, jika upah per jam reguler adalah ¥900 (sekitar Rp90.000), maka upah lembur bisa mencapai ¥1.125 atau bahkan lebih. Bayangkan jika kamu lembur 3 jam per hari selama 15 hari dalam sebulan, penghasilan tambahannya bisa mencapai Rp4 juta sampai Rp5 juta hanya dari lembur!
Bonus dan Insentif dari Perusahaan
Tidak sedikit perusahaan pertanian di Jepang yang memberikan bonus kepada pekerja asing, termasuk dari Indonesia. Bonus ini bisa berupa uang tunai tahunan, insentif produktivitas, hingga tambahan saat kontrak kerja selesai.
Walau tidak semua perusahaan memberlakukan sistem ini, bonus biasanya diberikan jika kamu menunjukkan etos kerja yang baik, hadir tepat waktu, serta mematuhi aturan kerja. Ini menjadi alasan mengapa banyak pekerja Indonesia di Jepang bisa membawa pulang tabungan yang cukup besar setelah kontrak selesai.
Gaji Program Magang di Sektor Pertanian
Buat kamu yang mengikuti program magang pertanian, gaji kerja di Jepang pertanian memang sedikit lebih rendah di bandingkan pekerja tetap. Gaji magang di hitung per jam, dan biasanya berada di kisaran ¥700–¥900 per jam (sekitar Rp70.000–Rp90.000 per jam).
Walaupun lebih rendah, program magang ini tetap menguntungkan karena durasi kerja bisa mencapai 8 jam sehari. Dalam sebulan, kamu tetap bisa membawa pulang sekitar Rp12 juta hingga Rp15 juta, tergantung lokasi dan jenis pekerjaan. Magang juga memberi kesempatan belajar langsung budaya kerja Jepang, serta meningkatkan keterampilan teknis di bidang pertanian modern.
Akomodasi dan Fasilitas Penunjang
Salah satu kelebihan kerja di sektor pertanian Jepang adalah fasilitas yang di berikan. Banyak perusahaan menyediakan akomodasi gratis atau dengan biaya sewa sangat rendah. Fasilitas seperti asrama, rumah tinggal, bahkan dapur dan mesin cuci sudah tersedia untuk mendukung kenyamanan hidup kamu di sana.
Bahkan, beberapa perusahaan menyediakan makan harian dan transportasi ke lokasi kerja. Dengan demikian, sebagian besar pengeluaran bisa di tekan, sehingga gaji kerja di Jepang pertanian bisa di tabung atau dikirim ke keluarga di Indonesia.
Jam Kerja dan Sistem Pelatihan
Jam kerja standar di sektor pertanian Jepang berkisar antara 8 sampai 9 jam per hari, dengan libur satu hari dalam seminggu. Namun, saat musim panen, lembur bisa terjadi hampir setiap hari. Oleh karena itu, kamu harus siap secara fisik dan mental.
Jepang juga terkenal dengan standar keselamatan kerja yang tinggi. Kamu akan mendapatkan pelatihan sebelum mulai bekerja, termasuk penggunaan alat-alat pertanian, sistem kerja, serta protokol keselamatan. Pelatihan ini sangat penting untuk memastikan pekerjaan berlangsung aman dan efisien.
Baca juga: Mengintip Gaji Perawat Lansia di Jepang yang Bikin Ngiler, Tapi Harus Tahu Risikonya!
Pengalaman Budaya dan Bahasa yang Berharga
Bekerja di Jepang bukan hanya soal mencari nafkah. Kamu juga akan berinteraksi langsung dengan budaya Jepang, mulai dari bahasa, makanan, hingga kebiasaan kerja yang disiplin dan tepat waktu. Pengalaman ini sangat berharga, apalagi jika kamu punya rencana bekerja jangka panjang di luar negeri atau ingin membuka usaha pertanian sendiri saat kembali ke tanah air.
Beberapa pekerja bahkan memanfaatkan waktu luang untuk belajar bahasa Jepang secara otodidak atau mengikuti kursus gratis yang di sediakan pemerintah lokal. Ini bisa menjadi bekal berharga untuk meningkatkan jenjang karier atau mendapatkan kontrak kerja berikutnya.
Jadi, jika kamu sedang mencari peluang kerja yang stabil dengan penghasilan tinggi dan pengalaman internasional, pertanian di Jepang bisa jadi pilihan yang patut di pertimbangkan. Jangan ragu untuk mengejar impianmu, karena gaji kerja di Jepang pertanian bisa jadi pintu menuju masa depan yang lebih baik!