peduliwni.com – Pernahkah kamu membayangkan sebuah perlombaan layar internasional yang tidak hanya menguji kemampuan pelayaran, tetapi juga menghadirkan keindahan pariwisata Indonesia? Inilah yang terjadi pada Fremantle – Indonesia Race & Rally 2025, sebuah lomba layar terpanjang dari Australia yang secara resmi ditutup di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Lebih dari sekadar kompetisi, acara ini menjadi momentum emas untuk mengenalkan Labuan Bajo ke mata dunia.

Dibalik Kemegahan Lomba Layar, Ada Gairah Baru untuk Pariwisata Indonesia

Sebagai salah satu destinasi super prioritas, Labuan Bajo mendapat perhatian khusus dalam penyelenggaraan acara ini. Kedatangan para pelayar internasional bukan hanya membawa warna baru, tetapi juga potensi luar biasa bagi sektor pariwisata dan ekonomi lokal.

Dengan berlangsungnya Fremantle – Indonesia Race & Rally 2025, sektor pariwisata di Labuan Bajo mengalami dorongan positif yang nyata. Hotel-hotel, penginapan lokal, restoran, hingga pelaku usaha UMKM merasakan lonjakan kunjungan dan permintaan selama lomba berlangsung.

Tak hanya itu, promosi Labuan Bajo secara tidak langsung ikut tersebar luas lewat dokumentasi para peserta di media sosial dan berbagai media internasional. Ini membuktikan bahwa event bertaraf global seperti ini bisa menjadi sarana efektif memperkenalkan pesona Indonesia ke mata dunia dengan cara yang elegan dan menghibur.

Fremantle Sailing Club dan Misi Besarnya Menghubungkan Dua Negara

Perjalanan panjang dari Fremantle, Australia Barat ke Labuan Bajo, Indonesia bukan sekadar ekspedisi biasa. Lomba ini merupakan hasil kerja sama lintas negara antara Fremantle Sailing Club (FSC) dan berbagai pihak di Indonesia. Total jarak yang ditempuh peserta mencapai lebih dari 2700 km atau 1500 nautical miles. Bayangkan, sembilan hari melintasi lautan hanya untuk sampai ke Pulau Komodo, sebuah tantangan luar biasa yang berhasil ditaklukkan.

Acara ini menjadi edisi ke-12 dari lomba lintas negara ke Indonesia yang di gelar FSC. Setelah beberapa kali berlabuh di Bali dan Lombok, tahun 2025 menandai pertama kalinya Labuan Bajo di pilih sebagai titik akhir lomba. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Selain keindahan alamnya, keramahan masyarakat lokal menjadi daya tarik yang di akui langsung oleh CEO FSC, Craig Evans.

Sambutan Meriah di Puncak Waringin, Bukti Cinta Indonesia terhadap Para Tamu Dunia

Labuan Bajo tak hanya menyambut peserta lomba dengan pemandangan memesona, tetapi juga acara penutupan yang tak terlupakan. Acara penutupan Fremantle – Indonesia Race & Rally 2025 berlangsung di Puncak Waringin, sebuah titik ikonik di atas ketinggian yang menyuguhkan panorama Kota Labuan Bajo. Hadir dalam acara tersebut berbagai pejabat dari Kemenparekraf, KJRI Perth, dan tokoh lokal.

Penampilan budaya seperti tarian tradisional NTT dan alat musik sasando menambah semarak suasana malam penghargaan. Kehangatan masyarakat Labuan Bajo benar-benar menjadi cerita tersendiri bagi para peserta. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang mengungkapkan keinginan untuk kembali berkunjung di waktu mendatang.

Lebih dari Lomba, Para Peserta Juga Berkontribusi pada Komunitas

Lomba layar ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga bentuk nyata kerja sama sosial dan budaya antarbangsa. Salah satu momen paling inspiratif adalah kunjungan peserta ke SMK Stella Maris Labuan Bajo. Di sana, para pelaut berbagi pengalaman, memberikan wawasan tentang pelayaran internasional, dan mengajak siswa-siswi naik ke kapal untuk mencoba langsung pengalaman berlayar. Momen ini menjadi bukti bahwa ajang internasional bisa memberi dampak positif secara langsung kepada masyarakat lokal.

Tak berhenti sampai di situ, para peserta juga melakukan aksi nyata untuk lingkungan dengan menanam 28 pohon di Parapuar Viewpoint, sebuah langkah kecil namun penuh makna dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo.

Harapan Baru untuk Masa Depan Pariwisata Bahari Indonesia

Dengan suksesnya acara ini, harapan pun bertambah besar untuk masa depan Labuan Bajo sebagai destinasi unggulan wisata bahari. Kolaborasi antara KJRI Perth, Kemenparekraf, Kemenlu, BPOLBF, serta pemerintah daerah membuktikan bahwa sinergi dapat menciptakan dampak besar. Kedatangan kapal layar dari berbagai negara ke Labuan Bajo bukan hanya meningkatkan eksposur global, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.

Tidak heran jika banyak pihak berharap agar edisi selanjutnya dari Fremantle – Indonesia Race & Rally tetap menjadikan Labuan Bajo sebagai titik akhir atau bahkan titik awal baru untuk petualangan yang lebih luas lagi di wilayah timur Indonesia.

Labuan Bajo dan Lomba Layar Terpanjang Australia, Dua Nama yang Kini Tak Terpisahkan

Melalui Fremantle – Indonesia Race & Rally 2025, Labuan Bajo kembali menegaskan posisinya sebagai destinasi pariwisata kelas dunia. Tak hanya menjadi latar megah bagi lomba layar terpanjang Australia, tetapi juga menjadi tuan rumah yang menyambut para pelayar dunia dengan tangan terbuka, budaya yang hangat, serta pemandangan yang tak terlupakan.

Bagi kamu yang belum pernah ke Labuan Bajo, mungkin sekarang saatnya mempertimbangkan kunjungan ke sana. Siapa tahu, suatu hari nanti, kamu bisa menyaksikan secara langsung para pelaut internasional yang bersandar di pelabuhan Labuan Bajo, membawa serta semangat petualangan dari seberang samudra.

 

Shares:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *